Purpur Sage As A Peacebuilding: The Practice of Purpur Sage As Self-Reconciliation Towards Restoring Relationship with Others
DOI:
https://doi.org/10.28918/.v4i1.7047Kata Kunci:
Purpur sage, self reconciliation, Miroslav Volf, conflict resolution, peace sustainableAbstrak
Rekonsiliasi konflik seringkali tidak memperhatikan aspek pemulihan memori internal sebagai bagian dari pemulihan hubungan antar pihak yang bermasalah. Tidak jarang penanganan konflik meninggalkan luka bagi pihak-pihak yang terlibat dan memerlukan ruang untuk berbagi pengalaman atas luka tersebut, baik dari sudut pandang pelaku maupun korban. Penyelesaian konflik horizontal seringkali hanya dilakukan sebagai tahapan menjaga perdamaian (pseudo-peace) karena dilakukan secara formal dan mengandung unsur politik, sedangkan pemulihan hubungan konflik perlu dilakukan secara komprehensif yaitu dalam ingatan individu. Berdasarkan realita bahwa sering pasca rekonsiliasi konflik masih terjadi konflik berkelanjutna karena penyelesaian tidak dilakukan mulai dari kesadaran individu. Hal tersebut yang akan penulis analisis dari dua hasil penelitian tentang rekonsiliasi di Desa Dolat Rayat dan Desa Seberaya. Tulisan ini bertujuan untuk mengenalisis konsep purpur sage berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan masih ada kerentanan terjadinya konflik pasa rekonsiliasi. Lalu tulisan ini memberi evaluasi berdasarkan pemahaman Miroslav Volf. Elaborasi konsep purpur sage dan pandangan Miroslav Volf dalam tulisan ini menjadi rekomendasi bagi rekonsiliasi yang lebih utuh dan menyeluruh.
Referensi
Adeney-Risakotta, B. (2008). Civil Society Dan Abrahamic Religions. Gema Teologika: Jurnal Fakultas Theologia UKDW, Vol 32 No.
Bangun, T. (1986). Manusia Batak Karo. Inti Idayu Press.
Fowler, B. (2005). Collective Memory and Forgetting, Theory, Culture & Society 2005. SAGE. https://doi.org/DOI: 10.1177/0263276405059414
Fromm, E. (2003). Akar Kekerasan: Analisis Sosio-psikologis atas Watak Manusia. Pustaka Pelajar.
Ginting, R. E. B. (2021). Purpur Sage sebagai Pendampingan dan Konseling Rekonsiliasi Kultural Masyarakat Seberaya. Jurnal Teologi Berita Hidup, 3(1), 1689–1699. http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/1288
Halbwachs, M. (2016). On Collective memory. In Library and Information Science Research (Vol. 38, Issue 3). The University of Chicago Press. https://doi.org/10.1016/j.lisr.2016.08.010
Himawanti, I. (2021). Analysis of the Effect of Faith on Subjective Well-being ( Pilot Study on Muslim Adult in Indonesia ). IQTIDA : Journal of Da’wah and Communication, 1(2), 189–204.
M.Th, P. S. K. G. S. (2014). Ranan Adat. Yayasan Merga Silima.
Pakpahan, B. J. (2013). Teologi Ingatan Sebagai Dasar Rekonsiliasi Dalam Konflik. STf Driyakarya, 253–277.
Prinst, D. (2008). Adat Karo. Bina Media Perintis.
Rehulina, & Pratitis, S. A. (2020). Kearifan Lokal dalam Mengatasi Konflik Horizontal di Kabupaten Karo. Jurnal Perspektif Hukum, 1(1), 1–15.
Riza, F. (2005). Purpur Sage, Jalan Rekonsiliasi Melalui Institusi Lokal. Kalimatun Sawa: Sahaja Dan Setara Dalam Keragaman, 03(01), 1–48.
Sembiring, L. Y. B., & Munthe, P. (2021). Tinjauan Dogmatis Terhadap Purpur Sage Sebagai Rekonsiliasi Kultural Kekerabatan Sangkep Nggeluh Di Gbkp Rg Dolat Rayat. Jurnal Sabda Akademika, 1(2), 8–16. https://ejurnal.sttabdisabda.ac.id/index.php/JSAK/article/view/48%0Ahttps://ejurnal.sttabdisabda.ac.id/index.php/JSAK/article/download/48/50
Volf, M. (2008). The End of Memory: Remembering Rightly in A Violent World. In Modern Theology (Vol. 24, Issue 3). Wm. B. Eerdmans. https://doi.org/10.1111/j.1468-0025.2008.00476.x
Volf, M. (2010). Exclusion and Embrace: A Theological Exploration of Identity, Otherness, and Reconciliation. Abingdon Press.
Wakhidatus Zahro’un Nihlah, Sindi Kania, & A Zahid. (2023). Kekerasan Simbolik Era Digitalisasi Terhadap Perilaku Masyarakat Beragama Di Desa Tanen Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung. IQTIDA : Journal of Da’wah and Communication, 3(1), 81–106. https://doi.org/10.28918/iqtida.v3i1.339
Worthington, E. L. (2003). Forgiving and Reconciling: Bridges to Wholeness and Hope. http://books.google.co.in/books?id=fhM-EE2NREEC
Worthington, E. L. (2006). Forgiveness and Reconciliation: Theory and Application. Routledge.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Eikel Karunia Ginting
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.